Filosofi Keteguhan dari Tanah Banjar

Wasaka – Waja Sampai Kaputing.Teguh sampai akhir, apa pun tantangannya.

Wasaka – Steel Until the End.Unbreakable resolve, no matter the challenge.

“Waja Sampai Kaputing”adalah seruan untuk tetap kuat, jujur, dan konsisten sampai tuntas. Wasaka membantu menerjemahkan semboyan ini menjadi kebiasaan kecil yang nyata: di rumah, di tempat kerja, dan dalam komunitas.

Untuk individu
Bangun disiplin dan integritas dari langkah kecil.
Untuk tim
Ciptakan budaya kerja yang tahan banting dan saling percaya.
Untuk komunitas
Gerakan kecil yang konsisten, dampak sosial yang besar.

Kompas Wasaka Harian

Contoh rutinitas
  • Pagi – Niat & Fokus

    Tulis1 hal pentingyang harus dituntaskan hari ini, tidak peduli sesibuk apa pun.

  • Siang – Konsistensi kecil

    Pilih1 kebiasaan(minum air, baca 5 menit, cek keuangan) dan jalankansetiap hari.

  • Malam – Refleksi jujur

    Jawab 3 pertanyaan:Apa yang tuntas? Apa yang tertunda? Apa yang bisa diperbaiki besok?

Prinsip inti

Wasaka bukan soal keras kepala, tapiteguh pada nilaisembari terus belajar dan memperbaiki diri.

Apa itu “Waja Sampai Kaputing”?

Dalam budaya Banjar, “Waja” berarti baja, dan “Kaputing” berarti sampai penghabisan. Ini adalah semboyan tentangketeguhan hati, loyalitas, dan keberanianuntuk terus bergerak, bahkan ketika jalan terasa berat.

Filosofi lokal, relevan secara global.

Akar makna

Teguh, bukan kaku.

Waja melambangkan kekuatan yang lentur: kokoh, tapi tetap bisa ditempa dan diarahkan.

Sampai tuntas

Selesai, bukan sekadar mulai.

Fokus pada menyelesaikan janji, amanah, dan target, bukan hanya semangat di awal.

Relevan hari ini

Anti asal-asalan.

Di era serba cepat, Wasaka mengajak kita memperlambat sejenak, memilih yang penting, lalu mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.

4 Nilai utama Wasaka

Setiap nilai bisa dijadikanfiltersebelum mengambil keputusan atau mengerjakan sesuatu. Kalau tidak sejalan, berani bilang tidak.

01

Keteguhan pada nilai

Kamu tahu apa yang penting bagimu, dan kamu menjaganya—even ketika ada tekanan untuk kompromi.

  • Memegang janji meski tidak diawasi.
  • Menolak jalan pintas yang melanggar integritas.

02

Konsistensi kecil, tiap hari

Wasaka bukan soal sekali meledak, tapi langkah pendek yang diulang sampai membentuk karakter.

  • Menulis jurnal 5 menit setiap malam.
  • Menyisihkan uang rutin, meski jumlahnya kecil.

03

Tahan banting terhadap kegagalan

Jatuh bukan akhir, tapi bahan belajar. Yang penting:bangkit dengan versi diri yang lebih baik.

  • Evaluasi singkat setiap kali rencana tidak berjalan.
  • Mengubah strategi tanpa mengkhianati tujuan utama.

04

Tuntas & bertanggung jawab

Tidak menghilang ketika ada masalah. Berani mengakui kesalahan, memperbaiki, dan menyelesaikan.

  • Memberi kabar jika pekerjaan mundur.
  • Menutup proyek dengan dokumentasi atau catatan akhir.

Cara menerapkan Wasaka di kehidupan sehari-hari

Mulai dari hal paling dekat: diri sendiri, rumah, pekerjaan, pergaulan. Berikut contoh konkret yang bisa langsung dicoba.

Untuk diri sendiri

  • Tentukan satujanji pribadi(misal: tidur sebelum jam 23.00) dan pegang selama 30 hari.
  • Gunakan kalimat: “Kalau saya mulai, saya harus menuntaskan.”

Di rumah & relasi

  • Jika berjanji pulang jam tertentu, kabari jika akan terlambat.
  • Selesaikan konflik dengan obrolan jujur, bukan menghilang.

Di kerja & komunitas

  • Jangan hanya menyepakati tugas, tapi jugadeadline dan definisi tuntas.
  • Buat budaya “laporan selesai” setiap ada pekerjaan yang rampung.

Mulai perjalanan Wasaka-mu hari ini.

Tidak perlu menunggu momen besar. Pilih satu bidang hidupmu: kesehatan, belajar, keuangan, atau relasi. Terapkan Wasaka di sana dulu, secara konsisten.

3 langkah praktis

  1. 1.Tulis 1 hal penting yang ingin kamu tuntaskan bulan ini.
  2. 2.Pecah menjadi langkah kecil yang bisa kamu lakukan tiap hari.
  3. 3.Ceritakan ke 1 orang yang kamu percaya, agar kamu bertanggung jawab.